Kisah dari Eka Riyadi
Lahir pada 6 September 1978
dengan badan tinggi 178 cm membuat sosok Eka Riyadi menjadi seorang
bapak lima anak yang berwibawa. Komputer dan program merupakan dua hal
yang paling suka ia pelajari. Keterbaruan dan inovasi menjadi salah satu
yang membuat ia merasa betah untuk berkerja. Pengetahuan dan teknologi
yang baru merupakan kebutuhan utama selama ia berkerja. Selain kebutuhan
intelektual tersebut, kebutuhan spiritual juga membangun semangat
kerjanya. Segala kebutuhannya itu ia temukan dalam perusahaan Summarecon
Agung Tbk, dimana ia telah berkerja selama 7 tahun dari bagian koperasi
hingga corporate social responsibility.
Pancaran Kasih
Hidup dalam visi untuk
kembali kepada Tuhan dengan selamat, membuat Eka Riyadi mencintai Tuhan
dan sesamanya. Tuhan adalah bagian dalam hati setiap manusia. Saat ia
berbicara atau membantu orang lain, ia percaya bahwa ada Tuhan yang
sedang mendengarkan. Oleh karena itu, ia suka mengamati orang-orang yang
disekitarnya. Semakin orang tersebut suka memberikan cinta kasih lewat
bantuan, ia akan mempunyai sinar pancaran yang berbinar.
Pancaran kasih tersebut
membuat orang-orang yang disekitarnya tentram. Sinaran itu dapat ia
rasakan di tempat kerja. Pancaran dengan warna-warna tentram tercermin
di antara pegawai perusahaan yang telah banyak membantu sesama. Semakin
banyak pancaran kasih tersebut semakin nyaman ia berkerja. Semakin banyak orang tersebut membantu, semakin indah dunia.
Selain pegawai, pancaran
tersebut juga terlihat dalam wajah-wajah orang terbantu oleh perusahaan.
Saat menyalurkan bantuan, ia dapat melihat pancaran dan wajah bersyukur
dari orang-orang yang menerima. Salah satu peristiwa yang paling dia
ingat adalah saat melakukan outbound anak karyawan penerima beasiswa di
Lembang. Ia dapat merasakan hadirat Tuhan di antara tim kerja dan para
pesertanya. Disaat itu ia tahu bahwa Tuhan berada disana dan melihat
proses kegiatan yang dilakukan. Proses dengan melakukan semuanya dengan ketulusan hati dapat membuat orang semakin dicintai olehNya.
Kasih di balik Meja
Ramah dan berwawasan luas
itulah Eka Riyadi. Keinginannya untuk mencari tahu sangatlah besar. Ia
suka melontarkan pertanyaan dan menggali hal-hal baru. Mempunyai
kesukaan untuk mengotak-atik program membuat Eka Riyadi banyak
pengetahuan di area teknologi. Berawal dari kesukaannya tersebut ia
menjadi orang yang menerapkan hobi teknologi informasi dalam proses
kerjanya di CCSR. Ia menjalankan passion dalam kehidupannya.
Tidak hanya itu, ia juga
mempunyai cinta kasih yang sangat mendalam di dalam hatinya. Ia
menghargai manusia disekitarnya sama seperti ia menghargai Tuhan.
Pemikiran ini membuat ia berpikir bahwa setiap manusia adalah sederajat
dan oleh karena itu setiap manusia harus dikasihi. Kasih bukan hanya
dengan memberi dan pergi, tetapi dengan mendidik dan menyelamatkan orang
yang salah tujuan ke arah yang benar. Pemikiran ini mengantarkannya
untuk bisa berada dalam divisi Corporate Culture and Corporate Social
Responsibility (CCSR). Ia berbagi kasih lewat perkerjaannya. Lewat
bantuan yang diberikan Summarecon Agung Tbk, ia berharap bisa terus
dapat merasakan kasih Tuhan. Bersama tim CCSR bantuan kasih tersebut ia
salurkan dengan konsep yang tepat sasaran dari sebuah meja dan ia
hidupkan dengan membagi kasih langsung di antara masyarakat. Kasih yang
ia hidupkan bagi sesama.
Kasih yang Berkelanjutan
Tawaran demi tawaran ia
dapatkan dari berbagai perusahaan untuk dapat membeli loyalitasnya.
Selama 7 tahun ia menjaga loyalitasnya untuk berada di Summarecon Agung
Tbk. Namun ia tetap memilih diam dan menetap di perusahaan yang telah
banyak membimbingnya menjadi orang yang lebih. Loyalitas ini terbentuk
karena nilai budaya antara personal, atasan, dan pegawai lainnya
mempunyai kesamaan yang cukup tinggi. Nilai-nilai spiritual dan kasih
yang terpancar selalu ada di setiap hati yang ia temui. Suatu loyalitas
yang tak dapat terbelikan. Suatu nilai yang tidak mudah dibangun. Nilai
untuk berkerja sebagai bagian dari ibadah. Nilai yang selalu ia
munculkan dan ia tularkan bagi orang-orang yang ia temui disekitarnya.
Suatu pelajaran yang kita dapat pelajari dari sesosok Eka Riyadi: Pancaran kasih tiada akhir dari balik meja yang turun ke masyarakat. (SO)