Kisah dari Dimas Triharyanto
dimas foto
            Terbayangkan betapa banyak tantangan yang harus dihadapi, pada saat proses penurunan jabatan terjadi. Perusahaan yang ditempati Dimas Triharyanto mengalami merger dengan perusahaan lain. Perusahaan telekomunikasi tersebut mengalami saat-saat yang sulit. Beberapa ratus pegawai harus dikeluarkan demi menyelamatkan perusahaan. Dimas Triharyanto juga harus melewati kesulitan tersebut. Ia harus membuat keputusan besar, antara melanjutkan pekerjaannya dengan penurunan jabatan dari karyawan tetap menjadi karyawan kontrak atau pindah tempat kerja. Pilihan yang tentu mengubah hidupnya. Tetapi ini tidak menghalangi niatnya untuk menikah dengan pasangan yang baru ia kenal  selama 1 bulan.

            Dimas Triharyanto, pria yang berbadan tinggi dan besar ini merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ia termasuk pria yang humoris dan gemar mengkoleksi barang-barang vintage. Ia dibesarkan dengan kebebasan memilih jalan hidup. Apapun keinginannya diperbolehkan oleh kedua orangtuanya, asalkan semua yang diambil tidak membuat ia menjadi sosok yang buruk. Kedua orangtuanya membesarkan dia dengan cinta kasih yang akhirnya membuat Dimas Triharyanto menjadi orang yang supel dan ramah. Ia pun membuat sebuah komunitas sedekah borongan atau yang biasa disebut shodaqers. Komunitas ini merupakan komunitas yang menyisihkan sebagian besar penghasilan mereka untuk kemudian disumbangkan kepada fakir miskin. Sebuah langkah untuk mempengaruhi banyak orang ke arah yang lebih baik. Paradigma itulah yang menjadi dasar dari perkerjaan yang dipilihnya.
            Seiring bertambahnya umur, Dimas mulai untuk memikirkan masalah pasangan hidup. Pada bulan September 2013, Dimas akhirnya berkenalan dengan seorang wanita yang bernama Rachma Wistianti atau biasa dipanggil Wisti. Dalam beberapa hari saja, Dimas langsung mengerti bahwa Wisti merupakan tambatan hatinya. Dimas menemukan banyak kesamaan baik dari segi hobi untuk belanja second hand di Pasar Senin maupun menonton acara teaterikal. Pada bulan Oktober 2013, hanya berselang satu bulan dari perkenalan Dimas dan Wisti resmi mengikat janji pernikahan yang suci. Semua tidak lepas dari doa ibunya. Ia sama sekali tidak menyadari akan secepat ini menemukan pasangan hidupnya. Namun doa ibunya terdengar sampai ke yang Maha Kuasa. Kata batin Dimas terdengar sangat kuat, padahal Dimas sendiri masih mencoba untuk mendekatkan diri dengan yang Maha Kuasa. Kata batin ini meyakinkan bahwa Wisti adalah jodoh Dimas. Kata batin yang diyakininya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
            Proses pemilihan tempat kerja pun dilakukan semasa ia mulai membangun bahtera kehidupan pernikahan. Baru 4 bulan menikah, Dimas harus memilih tempat kerja yang baru. Ia mulai mencari tempat-tempat kerja yang bisa mengembangkan diri dan sesuai dengan passionnya, yaitu mempengaruhi orang lain dengan hal yang baik. Tiga perusahaan melakukan panggilan interview kepadanya. Hanya saja Dimas tidak menunjukan ketertarikan yang mendalam. Ia masih menunggu sebuah perusahaan yang dianggap banyak membantu masyarakat, Summarecon Agung. Perusahaan baru inilah yang selalu menjadi bagian dari doa Rachma Wistianti. Pada suatu saat, Wisti memulai perbincangan tentang jawaban panggilan dari PT. Summarecon Agung Tbk kepada Dimas. Mendadak di saat yang sama, telepon dari HRD berbunyi. Kontan Dimas tersentak kaget dan akhirnya menerima panggilan untuk melakukan interview di perusahaan. Hal inilah yang kemudian mendasari Dimas Triharyanto sebagai filosofi hidupnya Jodoh berada di doa wanita.
            Doa yang paling manjur adalah doa seorang wanita. Kedua wanita yang mengisi hidupnya yaitu ibu dan istri. Kedua wanita yang ia anggap sebagai seorang bidadari. Bahagiakanlah 2 bidadari ini selagi mereka berada di dunia. (SO)

This entry was posted in Corporate Culture on by .
http://ccsr.cc/?p=572

- Copyright © Sandra Olga - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -