Archive for 2012

Beautiful Accident From Thailand To Singapore


 
“Buat yang berencana untuk pergi ke luar negri pada musim liburan nanti, saya himbaukan untuk berhati-hati dalam membawa paspor.”

Yah kata-kata diatas adalah kalimat yang seharusnya saya tujukan pada diri saya sendiri. Dalam berlibur ke luar negri tentu kita memerlukan paspor. Namun kejadian paspor ketinggalan yang menimpa saya ini, membuat saya harus belajar mengambil keputusan dengan cepat dalam menentukan arah liburan saya.

Thailand di Angan-angan
Awalnya, saya mendapatkan ijin dari kantor untuk dapat berlibur di sela internship. Ijin itu saya dapatkan, karena periode magang saya, saya ubah dari 3 bulan menjadi 4 bulan. Jadi ada waktu disela-sela 1 bulan yang bisa saya gunakan untuk berlibur. Teman saya, Kartika atau panggilannya Ticex mengajak saya untuk pergi berlibur ke Thailand dengan menggunakan tour. Kartika adalah teman saya dari SD, yang tergabung dalam Cut Cut Ger Family (grup teman baik saya dari SMP-SMA). Teman-teman saya dalam grup Cut Cut Ger (CCG) sangat sulit untuk diajak pergi keluar kota, apalagi keluar negri. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk ikut bersama mereka.

Waktu berjalan, dan dalam excited yang luar biasa, perjalanan ke Thailand menjadi isu yang utama dalam CCG Family. Saya pun hanya belanja 2 baju dalam 2 bulan sebelum perjalanan ke Thailand. Saya berpikir untuk menabung dan belanja disana. Selain itu, saya juga mempunyai beberapa trip lain yang saya tanggung sendiri biayanya. Jadilaaah… perjalanan Thailand memenuhi pikiran. Apa yang terjadi setelah itu??

Paspor
Pada hari h keberangkatan (Minggu), saya tinggal di kos dekat tempat kerja saya. Paspor saya ketinggalan di rumah. Saya meminta tolong teman saya, untuk mengambilkan paspor di rumah. Setelah itu, dia datang menjemput saya di kos. Sesampainya saya pegang dompet paspor itu. Lalu kami mampir ke McDonald untuk lunch via drive thru. Sesudahnya kami membahas mengenai kacamata yang ada di dalam dashboard dan saling bercanda. Akhirnya sampailah di airport. Di airport dia menurunkan tas, dan saya berpamitan. Setelah itu saya membuang sampah McDonald di tong sampah airport dan dalam jarak 2 meter saya sudah bertemu dengan teman saya dalam tur. Begitu bertemu kami berfoto bersama dan dengan riang kita berjalan kearah gate.
 

Setelah berjalan 3 meter, kami berfoto lagi. Setelah itu, saya mencari dompet paspor saya. Saya mencari di tas tidak ada. Sampai saya berlutut di lantai, mencari di koper tapi juga tidak ada! 
Saya lantas langsung menelepon teman saya yang mengantarkan, tapi tidak diangkat. Handphonenya mati. Langsung saya menyusuri 5 meter jalan yang saya lalui, dan nihil.. Tidak ada dompet paspor saya. Saya cukup yakin paspor saya di mobil teman saya tadi. Saya berusaha relax dan masih membuat candaan dengan teman-teman baik saya. Teman saya tertawa bersama saya. 
 

Saya tetap mencoba masuk gate, dan menunggu di dalam sambil mencoba untuk menelepon handphone teman saya. Dari saya keluar mobil teman sampai saat itu hanya berjalan 10 menit saja, tentu dia tidak jauh dari airport. 30 menit kemudian, tidak diangkat, 1 jam kemudian tidak diangkat, sampai akhirnya 1.5 jam teleponnya baru diangkat. Di telepon saya bilang, minta tolong dicarikan paspor saya. Dia bilang tidak ada di mobilnya. Saya speechless. Dan akhirnya teman-teman saya pergi meninggalkan saya bersama rombongan lain ke Thailand.
 Saya langsung melaporkan kehilangan paspor di bandara, dan beranjak naik taxi ke tempat teman saya, di Atlas Dharmahusada.
Sesampai di Atlas, saya cek mobilnya.. Tebak ada dimana hayo? Ada di laci dashboard! Saya menaruh di sana saat mengambil kacamatanya. 
OMG.. Bagaimana bisa saya taruh sana? Saya tidak menyalahkan teman saya karena handphonenya mati, tapi semua berawal dari keteledoran saya. Huaaa.. saya ketinggalan kesempatan liburan dengan teman dan uang tour 4 hari 3 malam ke Thailand!

From Thailand to Singapore
Besoknya (Senin), saya masuk kerja. Saya sangat kebingungan, saya ingin menyusul teman-teman melihat beberapa perhitungan: 1. Teman baik saya sulit untuk diajak keluar. 2. Saya sudah bayar tour, saya pergi menyusul atau tidak sama saja, direlakan hilang. 3. Saya sudah dapat ijin dari perusahaan untuk berlibur. 4. Saya sudah menahan diri untuk tidak belanja. 5. Saya belum pernah ke Thailand!
Akhirnya saya memutuskan untuk menyusul dalam perjalanan 2 hari 1 malam. Yang terjadi adalah, saya melihat tiket  Singapore Thailand tidak begitu mahal 800ribu saja dan banyak yang kosong. Dari Surabaya-Singapore hanya 500ribu saja. Saya kemudian membeli tiket Sub-Singapore dan begitu sampai di Singapore saya baru go show di bandara untuk membeli tiket. Kenapa go show? Perhitungannya:  Sub-Singapore sampai pada pukul 11.20, dan Singapore-Bangkok pukul 12.20/15.30/18.00. Saya mencoba untuk mencapai jam 12.20, tapi saya takut juga tidak bisa mencapainya karena delay dan lain-lain. Kalau jam 15.30 saya anggap terlalu lama, saya menunggu di bandara Singapore. Akhirnya saya putuskan untuk menyusul ke Thailand via Singapore.

The Accident
Pada hari Selasa, saya hanya membawa koper kabin yang berisi 2 baju saja. Saya ke Singapore dengan lancar. Namun ternyata sampai Singapore, pesawat saya terlambat. Kami baru mendarat jam 11.45, bukan 11.20! Gosh….. Saya cepat-cepat ke budget terminal, sambil memeriksa flight via online. Flightnya jam 12.20 dan 25.30 ternyata sudah sold out! Saya tetap berusaha ke counternya yang berada cukup jauh dari terminal kedatangan. Sampai disana, counternya bilang mereka tidak melayani pembelian karena internet mereka sedang down. Saya disuruh mencari secara online. Saya lihat jadwal yang tersisa jam 18.00, saya pikir saya akan keliling Singapore dulu lalu baru kembali ke airport untuk kek Thailand. Saya berusaha mencari wifi dan meminta passwordnya dari petugas bandara. 
Mendadak loading dari ipod saya lamaaa sekali. 
Begitu bisa, batrai saya drop! Handphone batrai drop, ipod juga drop. Mau charge, tapi adanya di dalam terminal, setelah melewati kantor imigrasi. Saya tetap mencoba dengan ipod memesan. Tinggal menekan tombol enter untuk pemesanan, mendadak form tersebut restart ke awal lagi. Saya sampai heran, kenapa mendadak restart? Apa memang tidak boleh kesana? Saya coba lagi, kalau restart lagi, saya tidak berangkat. Dan ternyata benar. Saat ditengah-tengah pengisian form pemesanan tiket. Mendadak semua terulang lagi. Akhirnya saya putuskan tidak ke Thailand.

Beautiful Accident
Dengan modal 2 baju, saya akhirnya menyusuri kota Singapore. Saya putuskan untuk di Singapore sampai hari Jumat. Saya dipesankan hotel oleh temannya teman dari Indonesia. Dan menginap disana. Benar-benar perjalanan yang melelahkan.. Tapiiiii… Saya menjadi senang to the max! Karena pada hari Rabu saya mendapatkan teman-teman baru dari berbagai negara, kita menyusuri Singapore bersama. 
Selain itu, teman saya dari Kuala Lumpur datang ke Singapore untuk berjalan bersama. Dan untungnya besok adalah public holiday (Singapore National Day), sehingga saya dikenalkan dengan teman baru lainnya.. Kami hanging out bersama dan mencoba down town dari Singapore. 
Perjalanan Singapore ini benar-benar dari perjalanan Singapore saya yang sebelumnya. Sebelumnya saya hanya  bermain di kawasan Orchad, Somerset dan Marina Bay Sands. Kali ini saya mencoba trip dengan cara yang berbeda. Benar-benar seru, jika mengingat feelingnya kembali.

“Nyasar? Siapa takut?”  ;)

Tag : ,

A stories during Europe Trip


“Short Stories that made me Happy, Sad, and Laugh” 

 

Berkeliling Eropa bersama Jumbo Backpack


Ingin keliling dunia? Mimpi masa muda saya adalah keliling dunia. Pada tahun 2011, saya mencoba keliling benua Eropa. Perjalanan di benua Eropa saya lakukan sendirian dengan menggunakan backpacker. Kali ini saya mecoba memesan tiket hostel. Pemesanan tiket hostel ini saya pesan secara mudah melalui internet. Kali ini saya ingin membahas mengenai kota dan hostel tempat yang saya tinggali.

Kota Roma, “Tanda Salib Menyelamatkanku”


Ziarah di Roma-Vatikan


Pertama saya kali saya turun di stasiun kereta Roma, saya merasa kaget. Tapi saya langsung pergi menuju ke tourist information. Saya langsung mengambil brosur dan keterangan mengenai MRT/Subway setempat. Dari pembookingan hostel saya dijelaskan mengenai tempat ke arah hostel. Saat saya menuju ke hostel, saya merasa takut sekali. Karena stasiun MRT di Roma agak menakutkan. Banyak pria berbadan besar dan terlihat kumuh, melihat saya. Mereka melihat saya seakan ingin mencuri barang-barang saya. Saya langsung menggunakan tanda salib di badan saya, untuk menunjukan bahwa saya orang Katolik dan dating untuk berziarah. Ternyata tanda salib tersebut berguna, orang tersebut langsung tidak menatap saya dengan curiga dan ingin merampok. Begitu sampai di hostel, saya baru menyadari bahwa ternyata  di Roma memang harus berhati-hati, karena banyak perampokan dan kekerasan di jalanan Roma.

Kota Milan, “Pahlawan Jalanan”




Duomo, Milan

 Kali ini saya memilih suatu hostel yang cukup murah, yang berada jauh dari pusat kota.  Karena itu, saya menggunakan informasi  yang diberikan oleh hostelworld.com untuk mencapai hostel tersebut. Namun saat saya membaca peta kota Milan, saya tidak menemukan alamat hostel tersebut! Saya bingung dan menanyakan alamat tersebut melalui seorang eksekutif muda di pinggir jalan. Ia pun membukakan GPSnya, namun tidak berhasil. Saya terus berjalan sampai saya disapa oleh bapak yang ingin membantu saya. Namun bapak tersebut mulutnya bau alcohol, saya langsung merasa panik dan takut diculik. Ia menawarkan bantuan untuk menghantarkan saya.Tapi saya takut, langsung saya berjalan menjauh dan pura-pura akan dijemput oleh taksi di perempatan jalan. Saya kemudian berputar-putar di daerah hostel tersebut. Saya berputar-putar selama 1 jam, namun matahari sudah mulai turun dan kota semakin gelap. Akhirnya saya menangis di pinggir jalan. Saya merasa jauh dari rumah dan ingin rasanya pulang ke Indonesia. Namun ada seorang pemuda mendatangi saya, badannya kecil namun cukup ganteng. Dia mau menelepon hostel saya dan mengantarkan saya. Saya pikir boleh juga, toh dia kecil, saya bisa tendang alat kelaminnya jika ia berbuat macam-macam. Akhirnya ia mengantarkan saya ke hostel. Pemuda berdarah Filipina itu menjadi pahlawan bagi saya selama di Milan.

Kota Madrid,  “ Lelaki Idaman”



Pavilion Putri ‘Kenangan bersama Guido’
 Perjalanan ke Madrid adalah perjalanan kelima setelah Roma, Venice, Milan, dan Barcelona. Di Madrid ini, saya berkeliling kota atas anjuran peta pariwisata yang diberikan oleh pemilik hostel. Namun pemilik hostel ini kurang mahir berbahasa Inggris. Akhirnya saya hanya keliling sesuai dengan keinginan hati saya. Saya kemudian berkeliling kota Madrid, setelah puas keliling pusat kota, saya memutuskan untuk pergi ke taman kerajaan Spain. Saat saya memasuki area yang sangat luas itu, saya tersesat. Akhirnya saya bertanya kepada seorang pemuda yang membawa gitar dan membawa buku untuk mengarahkan saya jalan menuju pavilion putri. Ia dengan senang hati mengantarkan saya. Ternyata pemuda yang bernama Guido tersebut adalah keturunan Argentina, yang mempunyai rahang kota, mata biru, badan kekar dan seorang Public Relations yang direkrut oleh perusahaan besar di Madrid, Spanyol. Seorang lelaki idaman bagi saya, yang sama-sama dalam belajar dalam bidang Public Relations. Ia dengan baik hati mengantarkan saya keliling taman dan menunjukan area-area lain yang menarik dari kota Madrid. Saat berpisah, ia mengajak saya untuk pergi ke café bersama. Saya menimbang-nimbang ajakannya. Menurut saya ia sangaaat menarik. Namun karena saya punya pacar di Indonesia, yaaah dengan terpaksa saya pergi dengannya. Saya memilih untuk menghabiskan malam itu untuk tidur dengan nyenyak di kamar hostel saya. Saran saya bagi yang ingin ke Europe Trip, adalah pergilah saat anda masih single. Dan dapatkan laki-laki idaman seperti Guido.

Kota Amsterdam “ Berkenalan dengan Tikus Belanda”

 

Tikus Belanda


Kota Amsterdam adalah kota ke 8, setelah kota Madrid, Paris, dan Belgia. Di Amsterdam saya mempunyai tikus dalam tas saya! Ceritanya begini, karena saya memilih hotel dekat-dekat hari dengan perjalanan saya. Saya hanya mendapatkan 1 hotel ini sebagai pilihan terakhir saya. Ini jug adidukung oleh perjalanan saya pada bulan Juni-Juli dimana banyak sekali turis yang datang. Hotel saya ini adalah hotel, bukan hostel. Seharusnya cukup menarik, namun ternyata tidak. Memang wilayah tempat tersebut sangat strategis, namun tempat kecil dan tangganya sangat kecil. Sang pengelola berkebangsaan China. Awalnya saya sangat senang menginap disana, karena saya bisa praktek bahasa China saya. Tetapi kesenangan saya hanya berlangsung sementara. 



Tas mini
 
Keesokan hari setelah saya bangun tidur, saya mengambil tas mini saya. Tas mini merupakan tas kedua setelah backpack jumbo saya. Tas mini digunakan untuk berkeliling dalam kota. Tas backpack digunakan untuk berkeliling antar Negara. Saat saya menuruni tangga hotel, saya mendengar bunyi krusuk-krusuk dalam tas. Saya kaget, namun saya tetap menentengnya. Saat saya berniat mengambil mi instan di dalam tas mini, saya lempar dahulu tas mini saya dilantai. Kontan saya kaget saat ada tikus keluar dalam tas saya. Saat saya melihat roti saya, bagian tengah roti itu sudah hilang! Roti saya seperti di ‘bor’ oleh tikus tersebut.  Langsung saya melihat mi instan saya, syukurnya mi instan tersebut masih utuh dan tidak tersentuh oleh si tikus. Tetapi saat saya periksa tas backpack jumbo saya di kamar, saya menemukan coklat Belgia saya telah dihabiskan 1/5 bagian! Padahal coklat tersebut agak mahal dan saya beli di Belgia langsung. Saya sangat kecewa dengan hotel tersebut. Tapi apa daya, memang hotel yang saya pilih tersebut sesuai dengan rating awal yang disediakan di website. Ratingnya hanya 60% dari total 100%. Tapi pengalaman ini membuat saya ketawa sendiri saat mengingatnya. (Sandra Olga)
Tag : ,

- Copyright © Sandra Olga - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -