Di Indonesia, banyak lulusan universitas tidak berkerja sesuai dengan mayor yang dipelajari selama 4 tahun. Teman saya belajar jurusan A tetapi akhirnya menjadi B. Saya tidak bilang itu membuang waktu, namun tidak maksimal penggunaan waktunya. Ia bisa menjadi lebih berkualitas jika ia tahu potensinya sejak dini dan fokus kepada tujuan itu.

Potensi anak harus di deteksi sedini mungkin. Itulah paham pertama saya, waktu saya  membaca buku Max Lucado. Sistem edukasi Indonesia memaksa anak-anak untuk belajar terlalu banyak. Rata-rata anak dipaksa untuk belajar 16 pelajaran dalam setahun. Mereka menjadi malas ke sekolah, tidak bertumbuh secara maksimal dalam potensinya dan tidak menjalankan tujuan hidup dari Tuhan dengan baik.  Cukup menyedihkan, seperti bibit kacang hijau di taruh di padang gurun… Tidak bertumbuh, ataupun bertumbuh tetapi tidak maksimal.

Arnold Schwarzenegger
Mari beralih kepada negara Barat. Di negara barat mereka sejak dini, sudah tahu tentang masa depan mereka. Taruhlah Arnold Schwarzenegger, Ia menemukan jati diri dan cita-citanya sejak umur 14 tahun, sebagai binaraga, artis, dan politikus. Dimulai sejak dini, ia mendapatkan yang ter-ter-ter. Binaraga terkenal? Artis terkenal? Gurbernur terkenal? Iya.. Mengetahui potensi, mengetahui tujuan hidup atas kehendakNya, dan cita-citanya adalah mutlak untuk dilakukan oleh orang yang paling dekat anak tersebut, yaitu orang tua.





Kids with Gadget become a usual thing
Orang tua memegang peranan penting untuk mengembangkan mental dan potensi anak. Orang tua di era teknologi ini berlomba-lomba memasukan anaknya ke sekolah ternama, mengajarkan era digital di usia dini, bahkan mempercayakan gadget bagi anaknya untuk belajar.

 Inilah kenyataan yang terjadi: “Yang kaya menjadi semakin kaya. Yang miskin semakin miskin. Ujung-ujungnya semakin banyak kriminalitas dan gap antara si kaya dan si miskin semakin besar.”

Siapakah yang sangat berpeluang untuk menerima kesenjangan itu? Rakyat bawah. Siapakah yang menentukan kemajuan negara di masa depan? Anak-anak. Siapakah yang tidak bisa digali potensinya karena keterbatasan? Anak-anak yatim, yang tidak mempunyai orang tua. Siapakah yang dapat membantu mencari potensi anak yatim tersebut, memberi harapan masa depan untuk perkerjaan yang layak? AKU dan KAMU dalam satu komunitas BLESSING FOR ORPHANS memberikan edukasi perkerjaan untuk masa depan yang cerah dalam kehendakNya.




- Copyright © Sandra Olga - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -