Story of Blessing For Orphans


Satu pertanyaan yang mendasari langkah hidup saja kepada revolusi dari diri saya "Apa tujuan hidup saya di dunia ini?" Pertanyaan ini tidak begitu mudah ditemukan dan dijawab begitu saja. Ada sebuah proses mendalam yang harus saya lakukan. Secara diam-diam, saya mulai menggali jawabannya. 

Mencari tahu Tujuan Hidup
Selain berdoa dan mencari firman, saya membongkar isi lemari buku dari kakak-kakak saya, Sarah dan Manuel. Kami sesaudara memang suka membaca buku, namun topik yang disukai berbeda. Maka yang saya tuju adalah lemari Manuel, anak kedua dalam keluarga saya. Koleksi bukunya seputar bisnis, motivasi, psikologi, maupun motivasi rohani. Buku Rick Warren "The purpose of Driven Life" dan "Decision Making God's Way" dari Gary T. Meadoris adalah buku yang saya sadari telah disiapkan olehNya untuk saya baca. Buku Rick Warren sangat menginspirasi saya. Buku Gary T. Meadoris cukup bagus diawal. Nah buku lain yang paling menginspirasi saya adalah "Temukan Sweet Spot Anda" dari Max Lucado. Buku ini saya dapatkan dari Yuanita Wong/Moi, sebagai hadiah natal. Desember, saya hanya membaca 10 halaman awal, namun tidak tertarik. Tetapi kemudian saya baca seluruhnya... Hasilnya? Saya menemukan jawabannya.

God's present is also on the Orphanage
From a Test to a Bless
Blessing for Orphans terjadi begitu saja, sesuai dengan kehendakNya. Awal kisah adalah saya sangat merasakan hadirat Tuhan di panti asuhan. Semua kisah keajaiban-keajaiban itu terjadi di beberapa artikel sebelum ini. 

Dalam http://sandraolga.blogspot.com/2013/04/pillow-orphans-project-beginning-of.html
saya menjelaskan hadirat Tuhan, dalam pemberian 300 bantal peluk yang tanpa saya sadari.

Saya juga menjelaskan bagaimana Tuhan menjawab doa saya dalam persekutuan doa tentang permintaan anggota yang qualified untuk mengajar anak panti asuhan dengan proses yang ajaib.
Selain itu juga firman yang datang begitu saja dan menjawab hati saya yang sedang tidak baik.
http://sandraolga.blogspot.com/2013/04/pillow-orphans-project-mission-on.html

Dalam artikel ketiga, saya jabarkan hal yang paling membuat saya merinding saat mengalaminya, bahwa Tuhan berikan jumlah sumbangan persis dengan yang dibutuhkan panti asuhan di Medan.
http://sandraolga.blogspot.com/2013/04/pillow-orphans-project-mission-trip-to.html

Setelah project pillow, saya mengalami hal yang luar biasa. Hati saya tergerak untuk memberikan edukasi bagi anak-anak panti asuhan tanpa diketahui orang. Itu terjadi pada saat saya membaca firman tentang pengujian. Hati saya mengatakan: "Apakah kamu melakukan ini semua hanya untuk image positifmu saja? Atau memang kamu tulus melakukannya? Ujilah perasaanmu itu."

Besoknya, saya putuskan untuk menanyakan kepada panti asuhan setempat mengenai pelajaran apa yang mereka sukai. Jawabannya adalah bahasa Inggris. Saya pun menjanjikan untuk mengajar selama 3  kali dibantu teman baik saya Elizabeth SC. Saya siapkan semua materi dari awal, berupa kertas-kertas. Sudah seperti di sekolah saja, seperti Ibu Guru. Saya lakukan ini diam-diam, hanya teman-teman dekat saja yang mengetahuinya. 
Elizabeth dan materi bahasa Inggris

God show His Wisdom through People around you
Hari Selasa atau H-1 dari pengajaran pertama saya (Kamis), saya dipertemukan oleh teman, Erwin dengan seorang pastur dari USA, Dan Webb. Herannya ia adalah pastur yang mempunyai visi kepada kehidupan anak terlantar di Indonesia! Kok bisa pastur pertama yang dinner bersama saya adalah dia? Bukan kebetulan, kami pun berbagi cerita. Ia dapat menjelaskan semua keraguan dan memberi jawaban tidak saya tanyakan. Diakhir pertemuan ia bilang seperti ini "When i saw you at the first time i know you will be the Light of Surabaya". Hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh Andreas Nawawi pada kunjungannya di Surabaya Maret 2013. Ia menunjuk saya dari panggung dengan berkata "Kamu akan bersinar". Saya anggap itu adalah dasar hidup pertobatan saya.
Priest Dan Webb


Bukan kebetulan juga, saat saya menunjukan ke priest Dan Webb project bantal saya, ia sangat tertarik dan mengajak saya untuk datang ke sekolah gratis bagi pemulung maupun panti asuhan yang dilayaninya. Saya pun melihat ruangan sekolah gratis dan berbagi cerita dengan guru-guru serta menemui anak panti asuhan yang pintar-pintar. Hal ini tepat H-1 sebelum pengajaran saya di panti asuhan Kasih Agape.  Satu langkah awal bahwa ini adalah tujuan hidup saya.
Visiting the Orphanage

Pada kali ketiga saya mengunjungi panti asuhan untuk mengajar, mendadak teman saya bernama Sugi,  MQ dan Deny Jap meminta untuk bergabung. MQ bicara seperti ini "Why you dont make it once a week?" dengan nada bahasa Australiannya. Saya waktu itu berpikir, waktu untuk 3 kali aja repot, apalagi seminggu sekali. Setelah mengajar, saya, Jap, dan Ping2 kelaparan. (Begitu banyak tenaga yang terkuras untuk dapat mengajar anak yang sangat susah diatur dan agak susah menangkap pelajaran, tetapi mereka akhirnya pelan-pelan mengalami perubahan.) Kami pun makan malam bersama dan membahas bahwa banyak diantara kita, teman-teman yang ingin berpartisipasi mengajar anak-anak yang kurang mampu dan terlantar menggunakan kemampuan dan potensi yang kita miliki. Mata saya mulai terbuka pada satu tujuan.

The History of Blessing For Orphans
Malam-malam itu, saya tidak bisa tidur. Seperti biasa... banyak pemikiran yang muncul. Pada saat saya datang ibadah di gereja, wajah-wajah anak panti asuhan dan masa depan mereka selalu muncul di kepala saya. Saya sampai bingung apa yang harus saya lakukan untuk memperbaiki dunia mereka ini. Banyak pemikiran dan pandangan mengenai anak panti asuhan yang harus dibenahi. Saya selalu berdoa, Tuhan teguhkanlah apa yang Kau mau. Jika memang Engkau mau aku membuat komunitas Blessing For Orphans tolong tunjukan jalanMu.

1 page on newspaper
Satu hari, saya membuat kunjungan ke panti asuhan dengan tema Manner Class. Saya buat tes dahulu sebelum membuat komunitas baru tersebut. Saya sengaja undang secara umum, kepada teman-teman di BBM saya untuk melihat respon. Cukup banyak yang ikut, tapi ada satu orang yang cukup saya heran kedatangannya. Teman saya MQ mengajak IA. IA adalah seorang istri dari salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. IA masih muda dan mempunyai jiwa sosial yang amat tinggi. Pada hari H, tidak saya sangka undangan broadcast BBM telah sampai di tangan 1 wartawan kenalan saya. Ia menyampaikan kepada teman-temannya. Ada 3-4 media yang meliput: Surya, Radar Surabaya, dan media online lainnya. Wartawan-wartawan tersebut melakukan wawancara kepada saya. Bagi saya apa yang telah saya ucapkan dan janjikan kepada manusia berarti saya ucapkan juga kepada Tuhan. Saat itu saya bicara mengenai kegerakan komunitas anak muda untuk peduli anak panti asuhan. Maka terbentuklah secara resmi komunitas kami Blessing For Orphans (BFO) dan pandangan saya tertuju pada anak-anak terlantar tersebut

Pernyataan saya di satu surat kabar
.

- Copyright © Sandra Olga - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -