We are on a Right Track and a Beautiful Plan
Banyak hal-hal unik yang terjadi dalam pembentukan BFO ini:
1. Catatan di Blog
Sebelumnya saya sudah mengisahkan secara detail tentang pertemuan saya dengan priest Dan Webb dalam blog ini, tetapi saya putuskan untuk tidak mempublikasikannya. Saya yakin ada rencana yang lebih besar daripada hanya sekedar mengajar 3 kali di panti asuhan.
Priest Dan Webb
2. Member
Ada ketakutan dalam diri saya sendiri mengenai anggota yang masuk dalam BFO apakah banyak atau tidak. Mereka mempunyai komitmen dan waktu yang cukup atau tidak. Animonya seperti apa saya tidak tahu. Namun kurang dari sebulan, dari 2 anggota kami sudah mempunyai 15 anggota tetap.
Awalnya berdua

3. Website
Saya telah membuatkan email pribadi BFO dan FB Page BFO. Namun karena masalah teknis, saya tidak bisa mengoperasikan FB Page (Saya bisa operasikan FB Page pribadi, tetapi satu ini tidak bisa). FB Page itu kemudian saya tinggal, dan hati saya berkata tinggalkan sementara urus hal lain yang lebih penting. Dan ternyata 2 minggu kemudian, teman saya di BFO menyumbangkan domain website dan website developer yang bisa diakses dengan mudah. ( www.blessingfororphans.org ).

4. A Sermon
Teman-teman persekutuan doa saya, menyarankan untuk mendengar khotbah pada ibadah umum hari Minggu di Surabaya. Tema yang di ambil adalah parenting. Khotbah tersebut bahkan bisa menyentuh hati mama papa teman saya untuk berpelukan (padahal sudah bertahun-tahun mereka tidak seromantis itu.) Saya cukup tertarik untuk mengikuti khotbah, meskipun saya sedang berada di Makasar. Dengan kecanggihan sistem gereja saya, saya bisa mengikutinya lewat MSTV. Saya berusaha mencari waktu untuk bisa menontonnya. Pagi-Malam hari saya berhalangan untuk menonton MSTV karena perkerjaan selama di Makasar. Tepat jam 9 malam kurang sedikit, akhirnya saya bisa berada di bandara untuk kembali ke Surabaya. (jam 8 malam Surabaya).

Sambil mengantri check in, saya membuka MSTV. Tepat pada waktu pemilik gereja selesai berdoa, dan menyerahkan mic kepada Ps.Philip Mantofa untuk mulai khotbah. Sangat mengherankan khotbahnya bisa tentang arti penting anak, orang tua, guru untuk membuat generasi muda yang kuat dalam iman dan menjadi prajurit kerajaan Allah. Wow... Khotbahnya bisa muncul begitu saja, padahal selama 2 hari saya merasa bimbang dengan pelayanan...(sampai curhat ke teman-teman saya), khotbahnya benar-benar menenangkan hati.
Tidak hanya itu, dari saya check in sampai saya naik kepesawat-duduk di pesawat, Saya tetap membuka MSTV. Saya berdoa, "Duh semoga delay Tuhan-semoga delay.. biar bisa nonton MSTV dengar khotbah tentang anak ini." Eh ternyata benar.. ada penumpang yang terlambat. Dan tepat waktu pesawat berjalan, pastur saya berhenti membicarakan masalah anak dan mengganti topik yang lain. Saya pun mematikan MSTV tepat saat lepas landas. Sungguh bukan kebetulan..
Yang saya tonton di pesawat
5. Fellowship
Semangat teman-teman saya luar biasa seru. Sebelumnya saya melakukan jogging sendiri, kemudian diikuti oleh 2 anggota BFO lainnya. 1 hari setelah kunjungan panti asuhan, kami jogging dengan 11 anggota BFO. Luar biasa semangatnya.
Aktivitas seru
6. Met a teacher for an orphanage on the heavy rain
Keberangkatan saya ke kampus Petra, mengisahkan cerita yang menarik. Pada saat berada di pertigaan antara Jemursari dengan Jemur Handayani (Ke kanan ke arah Ahmad Yani; Ke kiri ke arah jemur handayani-kutisari). Saya memilih melewati jalan kutisari, padahal biasanya saya lewat Ahmad Yani. Hari yang mendung mendadak hujan deras sekali pada saat saya berada dipertigaan antara Kutisari dan Jemur Handayani. (sebrang sinar Jemur). Ada sosok ibu-ibu berkerudung memegang erat tas berwarna pinknya yang terbuat dari anyaman sedang berjalan kaki, menghalau hujan. Melihat itu saya langsung menepi, dan mengajak ibu tersebut naik ke mobil saya. Ia tidak mau. Tetapi hati ini berkata paksa dia. Maka saya mengajak dia sekali lagi dari balik kaca mobil saya. Ia pun mau. 

Saya antarkan dia pulang ke rumahnya. Ternyata dia adalah guru agama di salah satu panti asuhan di daerah Graha Tirta. Cukup kaget, rumahnya begitu kecil di apit oleh rumah-rumah besar di Kutisari. Rumahnya hanya didirikan dari kayu saja, 4x4 m saya rasa untuk kamarnya dia sendiri. Umurnya mungkin sekitar 60-70 tahun. Ia masih bisa berjalan kemana-mana. Kemudian saya mengambil hikmah dari pertemuan itu adalah Tuhan ingin saya mengajar dengan gigih seperti dia, masalah ekonomi tidak menjadi batu sandungan bagi dia untuk terus mengajar dan memperbaiki dunia ini. Ia juga terlihat sangat bahagia dengan situasinya... Wow.. kami BFO juga tidak boleh kalah dengan kegigihannya dan akan mengajarkan juga kepercayaan kepada anak-anak panti asuhan akan masa depan yang cerah.

Dari 6 kisah diatas maka saya tahu He is on our Back. He will provide all we need for build His Kingdom.

- Copyright © Sandra Olga - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -