"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Matius 7: 7



 Decision Go To Medan

Saya telah mengirimkan 30 bantal pada awal Maret. Saya cukup terkesima dengan semangat teman saya yang berada di Medan. Ia mempunyai ide untuk membuat acara ke panti asuhan, khusus untuk memberikan bantal tersebut. Saya pun memeriksa harga tiket ke Medan, dan harga cukup mahal yaitu 1.6jt. Sambil memikirkan makanan yang enak di Medan dan euphoria teman-teman di Medan, saya berharap untuk suatu saat bisa kesana. Namun saya meminta pertanda jika saya disuruh untuk kesana, yaitu saya akan bermimpi memakan durian. Hahahaha.. Saya sangat suka durian! Syarat pertanda itu, saya sharingkan ke beberapa teman. Sedikit tidak percaya, saya memendam bahwa susah sekali untuk memimpikan durian. Apalagi memakannya.
Bantal yang dikirimkan

Tetapi pada suatu malam saya sungguh memimpikannya. Di sebuah pasar, saya melihat ada sterofoam dengan durian seharga 170ribu, saya mencoba mencicipinya. Namun saya lebih suka dengan rujak yang harganya hanya 25ribu. Tentulah saya memilih rujak.

Bangun dari tidur, saya pikirkan terus arti mimpi itu. Saya sharingkan ke Ticex, namun masih belum bisa menjawab. Saya renungkan dalam-dalam dan mohon jawaban Tuhan. Kemudian saya berpikir “Kalau ada harga Murah kenapa memilih yang Mahal?” Seketika, saya membuka internet dan mencari tiket. Ternyata…… harga tiket SBY-MED-SBY hanya 1.2jt! Langsung saya tanyakan pada Ticex dan kami berdua setuju untuk ke Medan bersama. Teman saya Elizabeth pun ikut bersama kami. Namun karena salah suatu alasan, Ticex tidak jadi berangkat.

Multiplication of 5 Bread and 2 Fish: 5 million into 28.8 million
Teman-teman saya yang merupakan anggota gereja Mawar Sharon Medan, sangat bersemangat dengan kunjungan ke panti asuhan. Mereka bertanya berbagai tempat mana yang membutuhkan. Dari panti asuhan, tempat belajar sementara, hingga tempat tuna rungu berada. Di tengah-tengah kesibukan mereka, mereka sempatkan untuk survei lokasi panti asuhan dan menemukan panti yang benar-benar membutuhkan. Sungguh merupakan suatu teladan yang berarti.
Teman-teman selama di Medan

Melihat kesungguhan mereka, saya berpikir untuk juga bersungguh-sungguh berkerja dalam misi ini. Saya bertanya kepada pengurus panti asuhan Yayasan Kasih Nurani apa yang mereka butuhkan. Mereka menjawab 15 lemari, 20 ranjang/10 ranjang susun, dan tunggakan uang sekolah.

Saya kemudian mencari cara, sebelum saya kesana saya harus bisa memenuhi kebutuhan mereka. Yang saya punyai hanya 5 juta untuk dibelikan barang-barang tersebut. Selain masalah dana, saya bingung memikirkan cara untuk menghubungi toko-toko yang disana. Selama ini saya bergantung pada satu teman yang saya kasihi karena telah banyak membantu, namun tidak enak hati lagi saya menambahkan beban padanya untuk mengurus pembelian. Saya kemudian memutuskan untuk mencari teman saya yang lain untuk turut campur dalam misi ini. Ia pun mau membantu saya.

Melalui broadcast message pada 29 April, saya berhasil mendapatkan dana hanya 5 juta. Proses pencarian barang pun berlangsung walau hanya dengan dengan keterbatasan. Pada tanggal 1 April pagi, teman saya bilang: Ranjang susun tidak sesuai dengan budget yang saya miliki. Sungguh sedih dan miris hati saya saat itu. Sangat sedih sekali,  sambil mewujudkan bayangan cerita  teman saya bahwa panti tersebut bau dan anak-anak hanya bisa tidur di atas tilam/matras tipis. Saya kemudian bawa doa. Saya bilang: “ Jika Tuhan sayang kepada mereka, kaum yang tertinggal itu… Jika Tuhan berkhendak, tolong gerakan hati para donatur” Selesai berdoa, saya sampaikan ke teman saya. Tetap carikan daftar harga lemari serbaguna, kerangka ranjang susun, dan kasurnya.
Hasil Survei panti oleh teman-teman

Yang saya lakukan kemudian adalah mengulang status kunjungan panti asuhan. Meningatkan orang-orang yang telah berkata ingin menyumbang. Salah satu teman saya memberikan respon yang sangat menarik, ia bilang ingin menyumbang sandal jepit. Namun saya menanggapinya dengan mengalihkannya kepada dana untuk membeli ranjang dan lemari. Ia pun memberikannya berupa dana.
Akhirnya, sore itu juga saya sampaikan kepada teman saya… bahwa saya berhasil mendapatkan 20 jutaan.
Kami pun berhasil mendapatkan dana lemari dan ranjang susun.
Ranjang dan lemari susun yang baru dan lama

Tidak berhenti disitu, saat kami melakukan kunjungan di panti…. saya mengetahui mujizat Tuhan. Saya melihat sekitar dan menemukan bahwa mereka memang tidak memiliki alas kaki! Sebanyak 70 orangan, hanya beberapa yang memiliki alas kaki. Tuhan memang meminta sandal bagi mereka.  Pesan yang sudah saya terima sebelumnya, namun saya tidak taat, yang akhirnya saya ketahui kemudian untuk kembali ke khendakNya. Saya pun memberikan dana untuk sandal.

Mission Trip
Saya juga mendapat laporan kebutuhan 11 juta untuk membayar tunggakan sekolah. Saya melihat sendiri surat teguran dari sekolah Bethel anak-anak yang mayoritas adalah korban tsunami Nias. Sisa uang di saya bisa tepat sekali 6.221 juta dan teman saya menyumbangkan 5 juta  untuk uang sekolah. Total sisa sumbangan 11.221, itu kemudian diberikan untuk membayar  uang sekolah mereka.
Bukti pembayaran

Bukti pembayaran uang sekolah

Setelah melewati puncak acara projek di Medan, saya melihat kesungguhan pelayan Tuhan (teman-teman) dan panti asuhan (terlihat berdoa dan berserah sepenuhnya pada Tuhan saat acara berlangsung), saya merasa terberkati dan banyak hal yang bisa dipelajari. Loyalitas kepada Raja, kerelaan hati, pasrah, perjuangan, kesederhanaan, dan utamanya saya menyadari:
"Panti asuhan merupakan salah satu tempat untuk merasakan hadirat Tuhan."


- Copyright © Sandra Olga - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -