Archive for April 2013
Closing About Me: Pillow For The Orphans Project
Saya bukan manusia yang mempunyai banyak kekayaan untuk bisa menyumbangkan banyak hal bagi anak-anak terlantar
Saya bukan manusia yang mempunyai kemampuan untuk mengajar anak-anak
Saya bukan manusia yang mempunyai banyak waktu luang untuk melakukan pelayanan
Saya bukan manusia yang mempunyai kemampuan untuk membuat acara anak-anak
Saya bukan ahli negosiasi
Saya belum berkerja secara official
Saya bukan manusia yang sempurna.
Namun kesempurnaan hanya ada pada Tuhan.
Saya tidak mampu untuk membuat projek itu semua berjalan dengan lancar dan berarti.....
Namun jika keinginan itu adalah menyenangkan hati Tuhan, maka Tuhanlah yang akan membuat semuanya menjadi sempurna.
Tag :
my experience,
Pillow Orphans Project: Mission Trip to Medan (Miracle for The Orphans)
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Matius 7: 7
Saya telah mengirimkan 30 bantal pada awal Maret. Saya cukup
terkesima dengan semangat teman saya yang berada di Medan. Ia mempunyai ide
untuk membuat acara ke panti asuhan, khusus untuk memberikan bantal tersebut.
Saya pun memeriksa harga tiket ke Medan, dan harga cukup mahal yaitu 1.6jt.
Sambil memikirkan makanan yang enak di Medan dan euphoria teman-teman di Medan,
saya berharap untuk suatu saat bisa kesana. Namun saya meminta pertanda jika saya disuruh untuk kesana, yaitu saya akan
bermimpi memakan durian. Hahahaha.. Saya sangat suka durian! Syarat
pertanda itu, saya sharingkan ke beberapa teman. Sedikit tidak percaya, saya
memendam bahwa susah sekali untuk memimpikan durian. Apalagi memakannya.
Bantal yang dikirimkan |
Tetapi pada suatu malam saya sungguh memimpikannya. Di
sebuah pasar, saya melihat ada sterofoam dengan durian seharga 170ribu, saya
mencoba mencicipinya. Namun saya lebih suka dengan rujak yang harganya hanya
25ribu. Tentulah saya memilih rujak.
Bangun dari tidur,
saya pikirkan terus arti mimpi itu. Saya sharingkan ke Ticex, namun masih belum bisa menjawab. Saya
renungkan dalam-dalam dan mohon jawaban Tuhan. Kemudian saya berpikir “Kalau
ada harga Murah kenapa memilih yang Mahal?” Seketika, saya membuka internet dan
mencari tiket. Ternyata…… harga tiket SBY-MED-SBY hanya 1.2jt! Langsung saya
tanyakan pada Ticex dan kami berdua setuju untuk ke Medan bersama. Teman saya
Elizabeth pun ikut bersama kami. Namun karena salah suatu alasan, Ticex tidak
jadi berangkat.
Multiplication of 5
Bread and 2 Fish: 5 million into 28.8 million
Teman-teman saya yang merupakan anggota gereja Mawar Sharon
Medan, sangat bersemangat dengan kunjungan ke panti asuhan. Mereka bertanya
berbagai tempat mana yang membutuhkan. Dari panti asuhan, tempat belajar
sementara, hingga tempat tuna rungu berada. Di tengah-tengah kesibukan mereka,
mereka sempatkan untuk survei lokasi panti asuhan dan menemukan panti yang
benar-benar membutuhkan. Sungguh merupakan suatu teladan yang berarti.
Teman-teman selama di Medan |
Melihat kesungguhan mereka, saya berpikir untuk juga
bersungguh-sungguh berkerja dalam misi ini. Saya bertanya kepada pengurus panti
asuhan Yayasan Kasih Nurani apa yang mereka butuhkan. Mereka menjawab 15
lemari, 20 ranjang/10 ranjang susun, dan tunggakan uang sekolah.
Saya kemudian mencari cara, sebelum saya kesana saya harus bisa
memenuhi kebutuhan mereka. Yang saya
punyai hanya 5 juta untuk dibelikan barang-barang tersebut. Selain masalah
dana, saya bingung memikirkan cara untuk menghubungi toko-toko yang disana.
Selama ini saya bergantung pada satu teman yang saya kasihi karena telah banyak
membantu, namun tidak enak hati lagi saya menambahkan beban padanya untuk
mengurus pembelian. Saya kemudian memutuskan untuk mencari teman saya yang lain
untuk turut campur dalam misi ini. Ia pun mau membantu saya.
Melalui broadcast message pada 29 April, saya berhasil
mendapatkan dana hanya 5 juta. Proses
pencarian barang pun berlangsung walau hanya dengan dengan keterbatasan. Pada
tanggal 1 April pagi, teman saya bilang: Ranjang susun tidak sesuai dengan
budget yang saya miliki. Sungguh sedih dan miris hati saya saat itu. Sangat
sedih sekali, sambil mewujudkan bayangan
cerita teman saya bahwa panti tersebut
bau dan anak-anak hanya bisa tidur di atas tilam/matras tipis. Saya kemudian
bawa doa. Saya bilang: “ Jika Tuhan
sayang kepada mereka, kaum yang tertinggal itu… Jika Tuhan berkhendak, tolong
gerakan hati para donatur” Selesai berdoa, saya sampaikan ke teman saya.
Tetap carikan daftar harga lemari serbaguna, kerangka ranjang susun, dan
kasurnya.
Hasil Survei panti oleh teman-teman |
Yang saya lakukan kemudian adalah mengulang status kunjungan
panti asuhan. Meningatkan orang-orang yang telah berkata ingin menyumbang.
Salah satu teman saya memberikan respon
yang sangat menarik, ia bilang ingin menyumbang sandal jepit. Namun saya
menanggapinya dengan mengalihkannya kepada dana untuk membeli ranjang dan
lemari. Ia pun memberikannya berupa dana.
Akhirnya, sore itu juga saya sampaikan kepada teman saya…
bahwa saya berhasil mendapatkan 20 jutaan.
Kami pun berhasil mendapatkan dana lemari dan ranjang susun.
Ranjang dan lemari susun yang baru dan lama |
Tidak berhenti disitu, saat
kami melakukan kunjungan di panti…. saya mengetahui mujizat Tuhan. Saya
melihat sekitar dan menemukan bahwa mereka
memang tidak memiliki alas kaki! Sebanyak 70 orangan, hanya beberapa yang
memiliki alas kaki. Tuhan memang meminta
sandal bagi mereka. Pesan yang sudah
saya terima sebelumnya, namun saya tidak taat, yang akhirnya saya ketahui
kemudian untuk kembali ke khendakNya. Saya pun memberikan dana untuk
sandal.
Mission Trip |
Saya juga mendapat laporan kebutuhan 11 juta untuk membayar
tunggakan sekolah. Saya melihat sendiri surat teguran dari sekolah Bethel
anak-anak yang mayoritas adalah korban tsunami Nias. Sisa uang di saya bisa
tepat sekali 6.221 juta dan teman saya menyumbangkan 5 juta untuk uang sekolah. Total sisa sumbangan 11.221, itu kemudian diberikan untuk membayar uang sekolah mereka.
Bukti pembayaran |
Bukti pembayaran uang sekolah |
Setelah melewati puncak acara projek di Medan, saya melihat
kesungguhan pelayan Tuhan (teman-teman) dan panti asuhan (terlihat berdoa dan
berserah sepenuhnya pada Tuhan saat acara berlangsung), saya merasa terberkati
dan banyak hal yang bisa dipelajari. Loyalitas kepada Raja, kerelaan hati, pasrah,
perjuangan, kesederhanaan, dan utamanya saya menyadari:
"Panti asuhan
merupakan salah satu tempat untuk merasakan hadirat Tuhan."
Tag :
my experience,
Pillow Orphans Project: Mission on Surabaya
"Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia" Yakobus 1:27
Balikpapan |
Saya mempunyai beberapa chance untuk mengirimkan ke Medan,
Papua, dan Balikpapan melalui ekspedisi yang kemudian saya serahkan kepada
teman-teman saya di kota tersebut. Selain itu, saya juga mempunyai kesempatan
untuk fashion show di Makasar, yang kemudian saya sempatkan untuk mengirim
bantal tersebut ke panti asuhan. Saya juga membuat beberapa acara di panti
asuhan Surabaya. Singkatnya terpenuhilah pemberian bantal di 5 pulau terbesar
di Indonesia. Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Makassar |
Package for Medan and Papua |
Namun tidak hanya itu, di dalamnya penuh dengan kisah yang
menarik bagaimana Tuhan sangat mencintai anak-anak yang terlantar.
Mission on Surabaya
Sebagai base dari tempat tinggal saya, kota ini merupakan
prioritas tempat untuk pembagian bantal. Ada 3 tempat yang saya kunjungi: Panti
asuhan Kasih Agape Kembang Kuning, Yayasan Panti Asuhan Sejahtera, dan Panti
Asuhan Pelayanan Kasih.
- Kasih Agape
a.
Games anak-anak
Saya bertanya kepada teman saya, Intan selaku ketua CG (Connect Grup
gereja) dan beberapa teman. Namun bbm saya tidak dibalas. Mendadak kakak rohani
saya, Nathan S. menyapa bbm dan kami pun membahas masalah impian dan games
untuk anak-anak. Ia pun memberi jawaban yang memang saya perlukan.
Teman-teman kecil |
b.
Partisipasi Acara
Saya menulis status untuk teman-teman yang mau ikut berkunjung. Ketua CG
saya, Intan.memutuskan untuk bergabung.. Saya banyak terbantu atas kehadirannya, untuk
membuat acara bagi anak-anak dan memeriahkan suasana… (Saya kurang mahir untuk membuat acara anak-anak).
Mengajak anak untuk bermimpi |
Partisipan |
2. Yayasan Panti Asuhan Sejahtera (YPAS)
a.
Hadiah untuk anak yang cerdas
Saya memutuskan untuk datang dan membuat pengajaran tentang impian dan
iman. Namun, saya hanya membawa bantal saja. Tanpa barang yang lain. Saya bawa
doa saja, semoga ada yang menyumbangkan barang yang tepat bagi panti asuhan
yang mayoritasnya sering mendapatkan medali karena kepintarannya.
Besoknya, teman saya mendadak menyampaikan bahwa ia menyumbangkan buku
tulis, buku gambar, dan alat tulis. Yang menurut saya sangat dibutuhkan bagi
anak yang gemar belajar. Hadiah yang
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hadiah yang dimaksud |
b.
Anggota
partisipasi
Saat CG mau berakhir, kami
membentuk kelompok untuk saling mendoakan (Selasa). Yang saya minta hanyalah
kehadiran teman untuk datang berkunjung ke panti pada hari Minggu. Namun sampai
hari Sabtu, saya hanya pergi ke panti asuhan ber3 saja. Itupun saya harus
menjadi ketua acaranya. Dimana hal itu
masih merupakan kelemahan saya, untuk membuat acara. Namun ternyata Tuhan
telah mengetahui sebelumnya.
Pada hari Kamis, teman saya
Yuanita (merupakan guru sekolah minggu cukup lama di gereja) membuat perjanjian
untuk memprospek seseorang pada hari Minggu. Namun, pada hari Sabtu siang,
janjian itu dibatalkan. Pada saat yang
sama, secara dadakan YPAS menggantikan jadwal kunjungan dari jam 10 pagi
menjadi jam 1. Malam Sabtu, kami beribadah bersama. Saya lantas mengajak
Yuanita. Namun Yuanita awalnya
berpikiran bahwa acara kunjungan dimulai jam 10, maka ia menolaknya. Kecuali
acara dimulai setelah ia pulang mengajar sekolah minggu. Dan benar sekali… Saya
kemudian mengajak moy lagi dengan informasi lebih jelas yaitu pada pukul 1. Dan
ia pun menyanggupi.
Wow… Yuanita memberikan dampak
luar biasa bagi kunjungan kami saat itu. Ia memimpin acara dengan baik dan
mendidik sekali.
Banyak terbantukan oleh Yuanita |
c.
Saya
bersungut-sungut
Saya telah membuat jadwal pada
pukul 10 dengan panti. Namun Karena saya tidak enak hati, saya ingin memeriksa
dan meyakinkan jam kunjungan. Namun mereka agaknya susah untuk dihubungi.
Sesudah berhasil dihubungi, mereka mendadak mengganti jadwal dari jam 10
menjadi jam 1. Sambil bersungut-sungut, saya menerimanya. Tidak tahunya, malam itu kakak rohani saya Nathan menyuruh saya untuk
membaca Yakobus. Di sana saya menemukan obat dari perasaan sebal saya, Yakobus 1: 27. Langsung saya kembali
bersemangat untuk mencari kebutuhan dan persiapan untuk esok hari.
Tag :
my experience,
Pillow Orphans Project: The Beginning of The Story (after baptism)
Saya ingin menceritakan perjalanan kisah bantal peluk Jesus yang sungguh luar biasa. Kisah ini dimulai tepat, sesudah saya baptis… yaitu 26 Januari 2013.
Bring Back What I Can Do To Please Him
Semalaman, saya mengalami susah tidur. Diri saya dipenuhi oleh semangat yang luar biasa dan diri yang dipenuhi dengan roh kasih. Begitu banyak ide yang muncul di kepala saya untuk mengembalikan pemberian Tuhan dalam hidup saya. Karena memang, salah satu komitmen saya setelah baptis adalah pelayanan untuk menyenangkan hati Tuhan.
Begitu banyak ide yang melayang dikepala saya… Namun, tidak ada satupun jawaban jelas yang saya dapat. Sambil setengah tertidur dan memeluk bantal berbentuk hati yang mempunyai dua tangan pemberian mantan, saya beranggapan bahwa Tuhan Yesuslah yang memeluk hangat diri saya malam itu. Dalam dekapanNya saya merasa tenang dan diselamatkan.
Terlintaslah di kepala saya untuk menjahitkan “ J E S U S” di atas bantal hati.
Kemudian terlintaslah wajah anak-anak yang tidak mempunyai seseorang untuk mendekap mereka dan menyayangi mereka, yaitu anak panti asuhan. Dalam hati terdalam saya menemukan jawaban, mereka juga membutuhkan bantal yang serupa dengan saya miliki untuk dapat mengingat Yesus dalam hidupnya dan berserah dalam dekapanNya.
Esoknya, bukan kebetulan, saya mempunyai jadwal bersama teman-teman untuk mengunjungi panti asuhan pelayanan kasih. Jadilah dalam perjalanan menuju tempat kumpul-panti asuhan, saya membawa bantal dan peralatan menjahit. Sambil mengalami goncangan mobil, saya menjahit perlahan-lahan agar nama tersebut terangkai jelas dan membuat setiap malam saya selalu mengingat Dia yang menyelamatkan saya. Semakin saya sadar bahwa bantal ini lebih penting bagi anak-anak panti asuhan dan dapat membuat nama Yesus dipermuliakan.
Setelah dari panti asuhan, saya membulatkan tekad terhadap misi 300 bantal peluk love Jesus kepada anak-anak panti asuhan di seluruh Indonesia, sebelum 10 April 2013, ulang tahun saya.
Unbelieveable
Lewat proses survei di berbagai tempat, saya menghitung harga 300 bantal. Harga yang tidak sedikit untuk membuatnya. Beberapa tempat memberikan pilihan harga lebih murah, tapi tidak sesuai dengan bayangan saya. Teman saya juga memberitahu untuk tidak menyumbangkan bantal hati tersebut, karena dirasa kurang berguna. Namun saya tetap teguh mempunyai impian misi itu. Saya mulai menyusun strategi, yaitu dengan mengajak teman-teman ikut menyumbang dan memberikan tag nama mereka di setiap bantal yang disumbang.
Saat saya menyampaikan misi dan strategi saya tersebut ke salah satu teman saya. Ia menjawab ide saya begitu menarik dan patut dicoba, semakin besarlah keinginan saya untuk mewujudkannya. Selama bulan Februari awal, saya masih saja memikirkan cara untuk mendapatkan 300 bantal tersebut. Strategi seperti apa untuk penggalangan dana bagi bantal tersebut.
Tag :
my experience,