Seeing is Believing atau Believing is Seeing?”
            Manusia rata-rata baru mau percaya jika mereka melihat sesuatu yang tampak. Contohnya orang suburban yang ikut-ikutan menjadi TKW karena melihat temannya telah sukses dan ingin mengikuti jejaknya.
Ia baru percaya setelah melihat.
            Ada juga orang yang percaya dahulu baru melihat. Contohnya Agnes Monica yang dari kecil percaya ia akan menjadi penyanyi internasional, meskipun ia sempat diragukan potensinya oleh banyak pihak.
     
      Saya sendiri pernah meragukan kemampuan saya untuk mendapatkan donasi dalam perkerjaan sosial. Saya mempunyai 2 pilihan:

a.     Melihat dahulu baru percaya
Jika saya ambil ini saya hanya melihat kemungkinan yang ada di depan mata. Yaitu jumlah uang yang ada di rekening pribadi saya. Jika banyak maka saya bisa jalan. Jika tidak saya maka saya akan stop.
b.     Percaya dahulu baru melihat
            Jika saya ambil ini saya akan percaya dulu bahwa semuanya akan terpenuhi pada waktunya dan saya akan melihat buktinya. Artinya adalah percaya pada impian dahulu, maka saya akan melihat bukti. Jadi lakukan langkah-langkah untuk mencapai itu, yakin akan mendapatkannya.

      Pernah saya bilang kepada Tuhan: “Tuhan mendadak ada 3 tawaran penting dan bagus untuk program BFO. 1. Pembangunan dalam bentuk mebel 15 jtan di Ambarawa, 2. Pembangunan keramik di panti Medan Tembung 5 jtan, 3. Mini library dan 7.5jtan. Bagaimana bisa aku dapat donasi? Masa dalam 1 bulan saya habiskan semua tabungan yang BFO miliki? Bantu saya menemukan jawabannya Tuhan.”
           
            Saya percaya saja bahwa semua pasti terpenuhi. Maka saya ambil 3 project tersebut. Dengan yakin bahwa neraca saya bagus dan saya percaya akan ada penolong yang diberikan demi kebaikan ini, maka saya dengan berani memutuskan untuk melakukan 3 project ini sekaligus. Dan ternyata benar…. Saya melihat bahwa keuangan BFO ditambah-tambahi dan bukannya minus sehingga masih stabil untuk melakukan project lain.
            Bagaimana jika saya memilih yang pertama? Project menjadi terbatas karena takut tidak akan ada neraca yang stabil dan tidak ada kemajuan yang berarti. BFO tidak akan membantu orang lain, memilih aman dan kasih tidak akan menyebar luas.
Saya tidak pernah tahu bahwa sumbangan-sumbangan akan mengalir dari teman-teman. Saya juga tidak menyangka Tuhan akan membalas kebaikan mereka, sehingga mereka menjadi donatur tetap bagi BFO. Saya cuma alatnya Tuhan. Kembali ke Tuhan, minta petunjuk dan hikmat untuk tahu mana tempat-tempat yang benar-benar membutuhkan kasih dan kemurahanNya. Saya cuma mau jadi orang yang percaya sebelum melihat. Saya berusaha memberanikan diri untuk mempercayaiNya. Saya tidak takut kekurangan karena saya yakin BFO akan dilebihkan.
Karena saya percaya maka saya tetapkan standar yang lebih tinggi dan tinggi. Jika umur 21 saya menyalurkan 15juta untuk sosial, umur 22 30 juta, maka diumur saya 23 tahun saya harus mampu menyalurkan 100 juta. Dan pada waktunya saya sendiri yang harus menyumbangkan uang sedemikian rupa dari penghasilan saya dan tetap menyalurkan sumbangan lebih besar dari pada sebelumnya.  Saya mau memberikan miracle dan blessing bagi sekitar saya. Saya mau jadi alat Tuhan dengan cara belajar dan belajar to be a better person. That’s my philosophy. Hope it will blessed for you all. Amen.


John 14: 12-14
“Truly, truly, I say to you, whoever believes in me will also do the works that I do; and greater works than these will he do, because I am going to the Father. Whatever you ask in my name, this I will do, that the Father may be glorified in the Son. If you ask me anything in my name, I will do it.
            Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.


Before:
http://sandraolga.blogspot.com/2013/10/gods-miracle-agent-part-1.html

- Copyright © Sandra Olga - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -