Happiness comes from Helping The Other
![]() |
Crew Christmas Charity |
Melihat orang lain yang membutuhkan bantuan, terkadang menggerakan hati saya untuk membantu sebisa mungkin. Indah, teman saya dalam dunia model, telah berkolaborasi dengan saya untuk acara charity dengan mengumpulkan baju bekas, survey tempat jualan baju bekas berjualan di pasar subuh, mencari donatur, mencari panti asuhan yang layak, dan mengisi acara charity di Ciputra World Surabaya.
Saya sangat berterimakasih atas bantuannya. Kemudian saya melihat, dia sedang berusaha menyewakan apartemennya lewat profile picture BBM. Saya save foto itu, dan saya bantu pasang pula di profile picture saya.Tidak mengira, ada 5 orang yang menanyakan tentang apartemennya. Salah satunya Liechen, adik kelas saya di kampus, yang juga sebagai pelayan gereja lama saya, dan sekarang berkerja di agensi properti.
Singkat cerita, saya hanya menghubungkan Indah dan Liechen saja. Dalam waktu 2 minggu, saya dikabarkan Liechen, bahwa dia sudah mendapatkan buyer untuk apartemen Indah. Liechen sangat berterimakasih kepada saya karena dia mendapatkan komisi dari agensinya. Indah, teman saya pun apartemennya berhasil disewakan.
2 teman baik saya bahagia, saya pun merasa bahagia. Terbukti, banyak membantu dapat memperindah suasana hati. Jadi, "banyaklah membantu dimulai dari hal yang kecil". SO
Tag :
my thought,
Pelajaran dari sebuah keinginan untuk foto dengan Philip Mantofa
Waktu di Tunjungan plaza, saya dengan Bestfriend, Ticex lagi makan di la mian. Saat itu Ticex menyadari ada pendeta Caleb dan family makan d meja sebrang. Tanpa berharap apa2, meja saya dan pendeta Caleb selesai makan bersamaan. Ticex mengagumi pendeta Caleb. Dia ia ingin foto bersama. Tapi karena malu, dia ga berani mengajak foto bersama. Nah grup kita sempat berpisah. Tapi ga lama ketemu lagi. Saya bilang begini ke Ticex: 'Cex km sungguhan mau nggak? Klo iya aku tanya... Siapa tahu abis foto sama pendeta Caleb km bs foto sama iparnya, Philip Mantofa.' Foto dengan pendeta seterkenal Philip Mantofa sdh jadi keinginan Ticex dr dulu. Saya akhirnya tanya, fotolah kita.
Kemudian kemarin saat saya retret di Bukit doa imannuel, gereja mawar sharon. Saya mendadak dipanggil oleh pendeta-pendeta GMS untuk melibatkan saya dalam acara 'Lomba gombal' Saat itu Ticex dan saya sepakat untuk meminta mereka foto bersama. Ticex pun bilang ke saya.. "Wah nih dah dapat foto-fotonya, gak lama dapat foto bareng ko Philip."
Dan ternyata itu terjadi betulan! Waktu pulang retret, saya memutuskan untuk datang ke penutupan acara Revolution/retret. Saya datang sendiri dan mencarikan kursi untuk teman saya Ticex yang datang menyusul saya di GMS, cempaka. Saya datang sudah telat 30 menitan, tapi ternyata masih ada 2 kursi persis di belakang Philip Mantofa! Nggak pake lamaaa.. begitu ibadah selesai langsung saya, Ticex dan Moy, kita bertiga meminta foto dengan ko Philip Mantofa. Dan seperti biasa.... saya yang harus maju duluan untuk meminta foto bersama. Tapi gapapa, semua berakhir happy ending deh ceritanya... Ticex, saya, Moy dapat salaman dan ketemu org sehebat Philip Mantofa...

"Bermimpilah terhadap hal yang besar dan dimulai dari hal yang terkecil"
Kemudian kemarin saat saya retret di Bukit doa imannuel, gereja mawar sharon. Saya mendadak dipanggil oleh pendeta-pendeta GMS untuk melibatkan saya dalam acara 'Lomba gombal' Saat itu Ticex dan saya sepakat untuk meminta mereka foto bersama. Ticex pun bilang ke saya.. "Wah nih dah dapat foto-fotonya, gak lama dapat foto bareng ko Philip."
Dan ternyata itu terjadi betulan! Waktu pulang retret, saya memutuskan untuk datang ke penutupan acara Revolution/retret. Saya datang sendiri dan mencarikan kursi untuk teman saya Ticex yang datang menyusul saya di GMS, cempaka. Saya datang sudah telat 30 menitan, tapi ternyata masih ada 2 kursi persis di belakang Philip Mantofa! Nggak pake lamaaa.. begitu ibadah selesai langsung saya, Ticex dan Moy, kita bertiga meminta foto dengan ko Philip Mantofa. Dan seperti biasa.... saya yang harus maju duluan untuk meminta foto bersama. Tapi gapapa, semua berakhir happy ending deh ceritanya... Ticex, saya, Moy dapat salaman dan ketemu org sehebat Philip Mantofa...
"Bermimpilah terhadap hal yang besar dan dimulai dari hal yang terkecil"
Tag :
my experience,
Firman untuk berkerja dalam misi
Aku dapat pertobatan waktu di hillsong, Sydney, nah waktu di GMS aku dapat panggilan untuk melakukan misi dalam kehidupan, dan meningkatkan tabungan iman. Salah satunya dengan membuat komitmen disaat umur 23, aku akan berkerja untuk memuliakan nama Tuhan dengan mengembangkan anak2 yang terlantar supaya lebih pintar. Aku pun membuat editan foto seperti ini:
Lalu aku berdoa dan meminta ayat firman secara randomly: dapat kata nasib. Search d bible, trs milih dari pengkhotbah. Dapat ayat begini:
Aku merasa ayat ini tepat sekali sesuai dengan yang aku butuhkan dan membuat aku lebih bersemangat dalam menjalani hidup! Praise the Lord!!
Lalu aku berdoa dan meminta ayat firman secara randomly: dapat kata nasib. Search d bible, trs milih dari pengkhotbah. Dapat ayat begini:
Aku merasa ayat ini tepat sekali sesuai dengan yang aku butuhkan dan membuat aku lebih bersemangat dalam menjalani hidup! Praise the Lord!!
Tag :
my experience,
SO Recipe Valentine Dinner: Tenderloin steak with Red Wine Sauce, Mashed potato, and Salad
It's raining at the outside and i spend my weekend with father. So I decided to cook some dishes that he like and enjoy the night on the dinner table, it is....
Tenderloin steak with Red Wine Sauce, Mashed potato, and Salad
Tenderloin steak with red wine sauce
Ingredients: (Serve for 2)
1. 400 gram of Tenderloin
2. 5 tablespoons Red wine ( I use Australian red wine Shiraz Cabernet)
3. Salt, Paper, Thyme, Mix herbs
4. 2 Tablespoons
Sandra's Olga way to cook:
1. Prepare your meat. If its from your fridge, bring it out and wait until the meat has a room temperature.
2. Make it thinner, I slice it into two pieces.
3. Make it tender with "Meat hammer mallet tenderizer" I use the small size. It makes the seasoning more deep.
4. Next, I put the meat on the glass bowl and add some Red Wine ( A right size of Glass Bowl make the red wine more deep into the meat)
5. Put some season with salt, paper, little bit thyme and mix herbs. Turn over the meat and massage all the side of it.
7. Prepare your griddle pan and put butter on it. Heat up until very hot.
8. Reduce the heat on medium, and put the marinaded steak. I also put the marinade sauce above it.
9. I like to eat medium well, so I grill for 4 minutes, each side ( If you want a well done, make it 7 minutes; It also depends on how thick of your steak; Only turn over the steak once time.)
10. Put it on a plate and wait for a few minutes before serving.
Mashed potato
Ingredients: (Serve for 2)
1. 5 pieces of baby potato
2. 1/2 cup of milk
3. 1 Tablespoon of butter
4. Salt and Paper
5. Cream-light
1. Prepare your baby potato ( its better than the big one, easy to cook)
2. Put the potatoes on a pot and boil it with a medium heat, until the potatoes tender but still firm, over 15 minutes (Use a fork to test) then drain.
5. Put it on your mixing bowl. Add cream light and slowly blend it with a beater/whisk until smooth and creamy.
Red Wine Sauce
1. 1 Tablespoon of minced Garlic
2. 1 Teaspoon of Diced Chili
3. 1/2 Teaspoon of Lemon
4. 1 Tablespoon diced Onion
5. 1 and 1/2 Tablespoon butter
6. 1 Tablespoon dried parsley
7. 1/2 Cup of Red Wine ( I use an Australian red wine Shiraz Cabernet)
8. 1 Teaspoon of mustard
Salt and Paper
Sandra's Olga way to cook:
1. Use your sauce pan, put 1/2 butter, onion, garlic, diced chili until it begins to turn pale gold.
2. Put the wine and mustard, whisk all together on low medium heat.
3. Take out the pan from the stove.
4. Add Season: Salt, paper, lemon, and parsley. Mix it.
Ingredients: (Serve 2)
1. A lettuce
2. 5 tablespoons diced Tomato
3. 4 Tablespoons of Grated Carrot
4. 3 Tablespoons apple vinegar
5. 1 Tablespoon lemon
Sandra's Olga way to cook:
1. Clean the vegetable, cut it into small bite pieces
2. Put down the lettuce on a water and add some apple vinegar, wait for 3-5 minutes.
3. Take out the lettuce and wash it.
4. On a mixing bowl, mix all the vegetables, add lemon and olive oil
About the writer
I have a passion on food and like to ' learn by doing' . I made some experiments with a lot of recipe and ingredients. Actually this dishes just for a beginner, but my father like it. So please try to cook with love and joy for your special person.
Please visit my: Facebook sandraolga_p@yahoo.com and instagram @sandraolga to see more photos.. :)
Tag :
yuk masak,
Beautiful Accident From Thailand To Singapore
“Buat yang berencana untuk pergi
ke luar negri pada musim liburan nanti, saya himbaukan untuk berhati-hati dalam
membawa paspor.”
Yah kata-kata diatas adalah
kalimat yang seharusnya saya tujukan pada diri saya sendiri. Dalam berlibur ke
luar negri tentu kita memerlukan paspor. Namun kejadian paspor ketinggalan yang
menimpa saya ini, membuat saya harus belajar mengambil keputusan dengan cepat
dalam menentukan arah liburan saya.
Thailand di Angan-angan
Awalnya, saya mendapatkan ijin
dari kantor untuk dapat berlibur di sela internship. Ijin itu saya dapatkan,
karena periode magang saya, saya ubah dari 3 bulan menjadi 4 bulan. Jadi ada
waktu disela-sela 1 bulan yang bisa saya gunakan untuk berlibur. Teman saya,
Kartika atau panggilannya Ticex mengajak saya untuk pergi berlibur ke Thailand
dengan menggunakan tour. Kartika adalah teman saya dari SD, yang tergabung dalam
Cut Cut Ger Family (grup teman baik saya dari SMP-SMA). Teman-teman saya dalam
grup Cut Cut Ger (CCG) sangat sulit untuk diajak pergi keluar kota, apalagi
keluar negri. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk ikut bersama mereka.
Waktu berjalan, dan dalam excited
yang luar biasa, perjalanan ke Thailand menjadi isu yang utama dalam CCG Family.
Saya pun hanya belanja 2 baju dalam 2 bulan sebelum perjalanan ke Thailand.
Saya berpikir untuk menabung dan belanja disana. Selain itu, saya juga
mempunyai beberapa trip lain yang saya tanggung sendiri biayanya. Jadilaaah…
perjalanan Thailand memenuhi pikiran. Apa yang terjadi setelah itu??
Paspor
Pada hari h keberangkatan
(Minggu), saya tinggal di kos dekat tempat kerja saya. Paspor saya ketinggalan
di rumah. Saya meminta tolong teman saya, untuk mengambilkan paspor di rumah.
Setelah itu, dia datang menjemput saya di kos. Sesampainya saya pegang dompet
paspor itu. Lalu kami mampir ke McDonald untuk lunch via drive thru. Sesudahnya
kami membahas mengenai kacamata yang ada di dalam dashboard dan saling
bercanda. Akhirnya sampailah di airport. Di airport dia menurunkan tas, dan
saya berpamitan. Setelah itu saya membuang sampah McDonald di tong sampah
airport dan dalam jarak 2 meter saya sudah bertemu dengan teman saya dalam tur.
Begitu bertemu kami berfoto bersama dan dengan riang kita berjalan kearah gate.
Setelah berjalan 3 meter, kami berfoto lagi. Setelah itu, saya mencari dompet
paspor saya. Saya mencari di tas tidak ada. Sampai saya berlutut di lantai, mencari
di koper tapi juga tidak ada!
Saya lantas langsung menelepon
teman saya yang mengantarkan, tapi tidak diangkat. Handphonenya mati. Langsung saya
menyusuri 5 meter jalan yang saya lalui, dan nihil.. Tidak ada dompet paspor
saya. Saya cukup yakin paspor saya di mobil teman saya tadi. Saya berusaha
relax dan masih membuat candaan dengan teman-teman baik saya. Teman saya
tertawa bersama saya.
Saya tetap mencoba masuk gate, dan menunggu di dalam
sambil mencoba untuk menelepon handphone teman saya. Dari saya keluar mobil
teman sampai saat itu hanya berjalan 10 menit saja, tentu dia tidak jauh dari
airport. 30 menit kemudian, tidak diangkat, 1 jam kemudian tidak diangkat,
sampai akhirnya 1.5 jam teleponnya baru diangkat. Di telepon saya bilang, minta
tolong dicarikan paspor saya. Dia bilang tidak ada di mobilnya. Saya
speechless. Dan akhirnya teman-teman saya pergi meninggalkan saya bersama
rombongan lain ke Thailand.
Saya langsung melaporkan kehilangan paspor di
bandara, dan beranjak naik taxi ke tempat teman saya, di Atlas Dharmahusada.
Sesampai di Atlas, saya cek
mobilnya.. Tebak ada dimana hayo? Ada di laci dashboard! Saya menaruh di sana
saat mengambil kacamatanya.
OMG.. Bagaimana bisa saya taruh sana? Saya tidak
menyalahkan teman saya karena handphonenya mati, tapi semua berawal dari
keteledoran saya. Huaaa.. saya ketinggalan kesempatan liburan dengan teman dan
uang tour 4 hari 3 malam ke Thailand!
From Thailand to Singapore
Besoknya (Senin), saya masuk
kerja. Saya sangat kebingungan, saya ingin menyusul teman-teman melihat
beberapa perhitungan: 1. Teman baik saya sulit untuk diajak keluar. 2. Saya
sudah bayar tour, saya pergi menyusul atau tidak sama saja, direlakan hilang.
3. Saya sudah dapat ijin dari perusahaan untuk berlibur. 4. Saya sudah menahan
diri untuk tidak belanja. 5. Saya belum pernah ke Thailand!
Akhirnya saya memutuskan untuk
menyusul dalam perjalanan 2 hari 1 malam. Yang terjadi adalah, saya melihat
tiket Singapore Thailand tidak begitu
mahal 800ribu saja dan banyak yang kosong. Dari Surabaya-Singapore hanya 500ribu
saja. Saya kemudian membeli tiket Sub-Singapore dan begitu sampai di Singapore
saya baru go show di bandara untuk membeli tiket. Kenapa go show?
Perhitungannya: Sub-Singapore sampai
pada pukul 11.20, dan Singapore-Bangkok pukul 12.20/15.30/18.00. Saya mencoba
untuk mencapai jam 12.20, tapi saya takut juga tidak bisa mencapainya karena
delay dan lain-lain. Kalau jam 15.30 saya anggap terlalu lama, saya menunggu di
bandara Singapore. Akhirnya saya putuskan untuk menyusul ke Thailand via
Singapore.
The Accident
Pada hari Selasa, saya hanya
membawa koper kabin yang berisi 2 baju saja. Saya ke Singapore dengan lancar.
Namun ternyata sampai Singapore, pesawat saya terlambat. Kami baru mendarat jam
11.45, bukan 11.20! Gosh….. Saya cepat-cepat ke budget terminal, sambil
memeriksa flight via online. Flightnya jam 12.20 dan 25.30 ternyata sudah sold
out! Saya tetap berusaha ke counternya yang berada cukup jauh dari terminal
kedatangan. Sampai disana, counternya bilang mereka tidak melayani pembelian
karena internet mereka sedang down. Saya disuruh mencari secara online. Saya
lihat jadwal yang tersisa jam 18.00, saya pikir saya akan keliling Singapore dulu
lalu baru kembali ke airport untuk kek Thailand. Saya berusaha mencari wifi dan
meminta passwordnya dari petugas bandara.
Mendadak loading dari ipod saya
lamaaa sekali.
Begitu bisa, batrai saya drop! Handphone batrai drop, ipod juga
drop. Mau charge, tapi adanya di dalam terminal, setelah melewati kantor
imigrasi. Saya tetap mencoba dengan ipod memesan. Tinggal menekan tombol enter
untuk pemesanan, mendadak form tersebut restart ke awal lagi. Saya sampai
heran, kenapa mendadak restart? Apa memang tidak boleh kesana? Saya coba lagi,
kalau restart lagi, saya tidak berangkat. Dan ternyata benar. Saat
ditengah-tengah pengisian form pemesanan tiket. Mendadak semua terulang lagi.
Akhirnya saya putuskan tidak ke Thailand.
Beautiful Accident
Dengan modal 2 baju, saya
akhirnya menyusuri kota Singapore. Saya putuskan untuk di Singapore sampai hari
Jumat. Saya dipesankan hotel oleh temannya teman dari Indonesia. Dan menginap
disana. Benar-benar perjalanan yang melelahkan.. Tapiiiii… Saya menjadi senang
to the max! Karena pada hari Rabu saya mendapatkan teman-teman baru dari
berbagai negara, kita menyusuri Singapore bersama.
Selain itu, teman saya dari
Kuala Lumpur datang ke Singapore untuk berjalan bersama. Dan untungnya besok
adalah public holiday (Singapore National Day), sehingga saya dikenalkan dengan
teman baru lainnya.. Kami hanging out bersama dan mencoba down town dari
Singapore.
Perjalanan Singapore ini benar-benar dari perjalanan Singapore saya
yang sebelumnya. Sebelumnya saya hanya
bermain di kawasan Orchad, Somerset dan Marina Bay Sands. Kali ini saya
mencoba trip dengan cara yang berbeda. Benar-benar seru, jika mengingat
feelingnya kembali.
“Nyasar? Siapa takut?” ;)
Tag :
yuk liburan,
A stories during Europe Trip
“Short Stories that made me Happy, Sad, and Laugh”
Berkeliling Eropa bersama Jumbo Backpack
|
Ingin keliling dunia? Mimpi masa muda saya adalah keliling dunia. Pada tahun 2011, saya mencoba keliling benua Eropa. Perjalanan di benua Eropa saya lakukan sendirian dengan menggunakan backpacker. Kali ini saya mecoba memesan tiket hostel. Pemesanan tiket hostel ini saya pesan secara mudah melalui internet. Kali ini saya ingin membahas mengenai kota dan hostel tempat yang saya tinggali.
Kota Roma, “Tanda Salib Menyelamatkanku”
Ziarah di Roma-Vatikan
|
Pertama saya kali saya turun di stasiun kereta Roma, saya merasa kaget. Tapi saya langsung pergi menuju ke tourist information. Saya langsung mengambil brosur dan keterangan mengenai MRT/Subway setempat. Dari pembookingan hostel saya dijelaskan mengenai tempat ke arah hostel. Saat saya menuju ke hostel, saya merasa takut sekali. Karena stasiun MRT di Roma agak menakutkan. Banyak pria berbadan besar dan terlihat kumuh, melihat saya. Mereka melihat saya seakan ingin mencuri barang-barang saya. Saya langsung menggunakan tanda salib di badan saya, untuk menunjukan bahwa saya orang Katolik dan dating untuk berziarah. Ternyata tanda salib tersebut berguna, orang tersebut langsung tidak menatap saya dengan curiga dan ingin merampok. Begitu sampai di hostel, saya baru menyadari bahwa ternyata di Roma memang harus berhati-hati, karena banyak perampokan dan kekerasan di jalanan Roma.
Kota Milan, “Pahlawan Jalanan”
Duomo, Milan
|
Kali ini saya memilih suatu hostel yang cukup murah, yang berada jauh dari pusat kota. Karena itu, saya menggunakan informasi yang diberikan oleh hostelworld.com untuk mencapai hostel tersebut. Namun saat saya membaca peta kota Milan, saya tidak menemukan alamat hostel tersebut! Saya bingung dan menanyakan alamat tersebut melalui seorang eksekutif muda di pinggir jalan. Ia pun membukakan GPSnya, namun tidak berhasil. Saya terus berjalan sampai saya disapa oleh bapak yang ingin membantu saya. Namun bapak tersebut mulutnya bau alcohol, saya langsung merasa panik dan takut diculik. Ia menawarkan bantuan untuk menghantarkan saya.Tapi saya takut, langsung saya berjalan menjauh dan pura-pura akan dijemput oleh taksi di perempatan jalan. Saya kemudian berputar-putar di daerah hostel tersebut. Saya berputar-putar selama 1 jam, namun matahari sudah mulai turun dan kota semakin gelap. Akhirnya saya menangis di pinggir jalan. Saya merasa jauh dari rumah dan ingin rasanya pulang ke Indonesia. Namun ada seorang pemuda mendatangi saya, badannya kecil namun cukup ganteng. Dia mau menelepon hostel saya dan mengantarkan saya. Saya pikir boleh juga, toh dia kecil, saya bisa tendang alat kelaminnya jika ia berbuat macam-macam. Akhirnya ia mengantarkan saya ke hostel. Pemuda berdarah Filipina itu menjadi pahlawan bagi saya selama di Milan.
Kota Madrid, “ Lelaki Idaman”
Pavilion Putri ‘Kenangan bersama Guido’
|
Perjalanan ke Madrid adalah perjalanan kelima setelah Roma, Venice, Milan, dan Barcelona. Di Madrid ini, saya berkeliling kota atas anjuran peta pariwisata yang diberikan oleh pemilik hostel. Namun pemilik hostel ini kurang mahir berbahasa Inggris. Akhirnya saya hanya keliling sesuai dengan keinginan hati saya. Saya kemudian berkeliling kota Madrid, setelah puas keliling pusat kota, saya memutuskan untuk pergi ke taman kerajaan Spain. Saat saya memasuki area yang sangat luas itu, saya tersesat. Akhirnya saya bertanya kepada seorang pemuda yang membawa gitar dan membawa buku untuk mengarahkan saya jalan menuju pavilion putri. Ia dengan senang hati mengantarkan saya. Ternyata pemuda yang bernama Guido tersebut adalah keturunan Argentina, yang mempunyai rahang kota, mata biru, badan kekar dan seorang Public Relations yang direkrut oleh perusahaan besar di Madrid, Spanyol. Seorang lelaki idaman bagi saya, yang sama-sama dalam belajar dalam bidang Public Relations. Ia dengan baik hati mengantarkan saya keliling taman dan menunjukan area-area lain yang menarik dari kota Madrid. Saat berpisah, ia mengajak saya untuk pergi ke café bersama. Saya menimbang-nimbang ajakannya. Menurut saya ia sangaaat menarik. Namun karena saya punya pacar di Indonesia, yaaah dengan terpaksa saya pergi dengannya. Saya memilih untuk menghabiskan malam itu untuk tidur dengan nyenyak di kamar hostel saya. Saran saya bagi yang ingin ke Europe Trip, adalah pergilah saat anda masih single. Dan dapatkan laki-laki idaman seperti Guido.
Kota Amsterdam “ Berkenalan dengan Tikus Belanda”
![]() |
Tikus Belanda
|
Kota Amsterdam adalah kota ke 8, setelah kota Madrid, Paris, dan Belgia. Di Amsterdam saya mempunyai tikus dalam tas saya! Ceritanya begini, karena saya memilih hotel dekat-dekat hari dengan perjalanan saya. Saya hanya mendapatkan 1 hotel ini sebagai pilihan terakhir saya. Ini jug adidukung oleh perjalanan saya pada bulan Juni-Juli dimana banyak sekali turis yang datang. Hotel saya ini adalah hotel, bukan hostel. Seharusnya cukup menarik, namun ternyata tidak. Memang wilayah tempat tersebut sangat strategis, namun tempat kecil dan tangganya sangat kecil. Sang pengelola berkebangsaan China. Awalnya saya sangat senang menginap disana, karena saya bisa praktek bahasa China saya. Tetapi kesenangan saya hanya berlangsung sementara.
Tas mini
|
Keesokan hari setelah saya bangun tidur, saya mengambil tas mini saya. Tas mini merupakan tas kedua setelah backpack jumbo saya. Tas mini digunakan untuk berkeliling dalam kota. Tas backpack digunakan untuk berkeliling antar Negara. Saat saya menuruni tangga hotel, saya mendengar bunyi krusuk-krusuk dalam tas. Saya kaget, namun saya tetap menentengnya. Saat saya berniat mengambil mi instan di dalam tas mini, saya lempar dahulu tas mini saya dilantai. Kontan saya kaget saat ada tikus keluar dalam tas saya. Saat saya melihat roti saya, bagian tengah roti itu sudah hilang! Roti saya seperti di ‘bor’ oleh tikus tersebut. Langsung saya melihat mi instan saya, syukurnya mi instan tersebut masih utuh dan tidak tersentuh oleh si tikus. Tetapi saat saya periksa tas backpack jumbo saya di kamar, saya menemukan coklat Belgia saya telah dihabiskan 1/5 bagian! Padahal coklat tersebut agak mahal dan saya beli di Belgia langsung. Saya sangat kecewa dengan hotel tersebut. Tapi apa daya, memang hotel yang saya pilih tersebut sesuai dengan rating awal yang disediakan di website. Ratingnya hanya 60% dari total 100%. Tapi pengalaman ini membuat saya ketawa sendiri saat mengingatnya. (Sandra Olga)
Tag :
yuk liburan,